Peneliti keamanan U.S. mengkonfirmasi bahwa serangan cyber yang kejam
telah menggangu sistem komputer lebih dari 1.000 organisasi di 84 negara.
Dijuluki "Energetic Bear," malware Stuxnet sebagian besar menargetkan ke energi dan utilitas perusahaan. Dan menurut peneliti keamanan U.S. hampir dipastikan
Malware Stuxnet berasal dari Rusia.

[Image:Arab Security Report]
Serangan yang menakutkan ini telah berlangsung selama 18 bulan dan
targetnya adalah Amerika Serikat dan Eropa. Menurut Financial Times, Malware
melumpuhkan sistem fisik kebutuhan yang sangat diperlukan setiap hari seperti
turbin angin, pipa gas dan pembangkit listrik. Serangan inilah yang sangat
dikhawatirkan pemerintan U.S. akhir-akhir ini. (Baca: Trojan Dikartu Ucapan Paskah)
Kemampuan malware ini membuat kita untuk khawatir. Malware mempunyai
kemampuan untuk mengakses informasi pada jaringan komputer serta untuk mencuri
data, mengumpulkan password, mengambil screenshot, dan bahkan men-download dan
menjalankan file. Akibatnya para penyerang bisa mengambil kendali atas seluruh
sistem utilitas. Symantec pembuat Norton suite mengatakan, Malware "motif
utama tampaknya cyberespionage" tetapi tidak menyebutkan secara detail.
Perusahaan ini sekarang melakukan perbaikan untuk pelanggannya. (Baca: Trojan Krysanec Menyamar Sebagai Applikasi Android Yang Sah)
Symantec mengatakan bahwa penyerang-yang mereka sebut Dragonfly-hampir
pasti "yang berbasis di Eropa Timur dan memiliki semua tanda-tanda yang disponsori
negara." Penanda dalam malware, seperti cap waktu dan Cyrillic,
menunjukkan bahwa itu berasal dari Rusia. [Symantec, FT].
[Image: plasamsn]
Sebanyak 19.000.000 pengguna menemukan ancaman ini dalam rentang waktu delapan bulan dari November 2013 sampai Juni 2014. Ancaman ini adalah salah satu temuan dari penelitian Kaspersky Lab mengenai "penggunaan dan kerentanan Windows" yang dilakukan pada musim panas 2014.
Bagaimana dengan Indonesia?
Kaspersky Lab melakukan riset mengenai "penggunaan dan kerentanan Windows" yang dilakukan di 2014. Perusahaan keamanan ini menemukan bahwa Indonesia termasuk dalam tiga besar negara yang terancam malware atau worm Stuxnet.
Sebanyak 19.000.000 pengguna menemukan ancaman ini dalam rentang waktu delapan bulan dari November 2013 sampai Juni 2014. Ancaman ini adalah salah satu temuan dari penelitian Kaspersky Lab mengenai "penggunaan dan kerentanan Windows" yang dilakukan pada musim panas 2014.
Bila dilihat per negara yang kerentanannya menjadi target dari
malware ini, maka lima besar negara yang paling sering terdeteksi ancaman pada
komputer pengguna adalah Vietnam (42,45%), India (11,7%), Indonesia (9,43%),
Brazil (5.52%) dan Aljazair (3.74%).
"Situasi seperti ini jelas menciptakan risiko infeksi
malware secra terus-menerus dalam organisasi di mana server yang rentan masih
beroperasi. Oleh karena itu kami mendesak manajer TI perusahaan untuk
memberikan perhatian lebih untuk menjaga perangkat lunak yang terus up to date
pada komputer perusahaan, dan untuk menggunakan alat perlindungan dari ancaman
cyber yang memadai," kata Vyacheslav Zakorzhevsky, Head of the
Vulnerability Research Team di Kaspersky Lab.
Sumber: gizmodo dan plasamsn
Sumber: gizmodo dan plasamsn
Post a Comment