Pada 2015 mendatang dimana akan diberlakukannya ASEAN Economic
Community atau pasar bebas Asia Tenggara, Indonesia diprediksi akan membutuhkan
sekitar 6 juta orang tenaga Informasi dan Teknologi (IT) yang mumpuni dalam
dunia kerja. (Tribunnews.com)
Makin banyak data tercipta di dunia, makin banyak pula kebutuhan akan
tenaga profesional TI. Tahun lalu, 2013, di seluruh dunia terdapat 28 juta
tenaga profesional TI. Enam tahun mendatang, tahun 2020, diperkirakan akan
dibutuhkan 36 juta tenaga profesional TI. Begitu kata Adi Rusli (Country
Manager, EMC Indonesia) yang mengutipkan data riset IDC dalam jumpa pers di
Jakarta (12/6/2014).
Yang menarik, Adi mengatakan bahwa tambahan kebutuhan delapan juta
tenaga profesional TI itu akan sulit dipenuhi. “Sulit dicapai dengan laju
kelulusan pendidikan di seluruh dunia sekarang. Ini karena pertumbuhan data
yang sangat eksplosif.” Berdasarkan laporan IDC, pada tahun 2020 jumlah data
yang ada di seluruh dunia diprediksikan akan tumbuh mencapai 44 zetabyte (satu
zetabyte memiliki 21 nol). Angka ini meningkat 10x dibandingkan tahun 2013.
“Jumlah itu setara dengan duapertiga jarak bumi ke bulan.”
Bila dibagi per kapasitas, jelas Adi lagi, pada tahun 2013 satu orang
profesional TI menangani 230GB data. Namun di tahun 2020 nanti, per profesional
TI akan mendapatkan 1230GB data. Luar biasa bukan? Ledakan data yang terus
terjadi itu, menurut Adi, akan memunculkan jabatan baru dalam tataran profesi
TI. “Kalau dulu ada yang namanya CIO (chief information officer), sekarang
mungkin sudah ada CDO, yakni chief digital officer.” (Andi, Pcplus.co.id)
Gubuk Maya: Tempat Berbagi Ilmu
Gubuk Maya: Tempat Berbagi Ilmu
Nah kamu yang mungkin masih kuliah atau pun yang sudah bekerja, silakan
menyikapi tren kebutuhan tenaga profesional TI ini.
Post a Comment