Untuk menuju Era “Cyber Defence”,
tentunya harus dimulai dari kampus. Seperti yang pernah diposting hasil
wawancara pendiri Akademi CSIRT (Computer Security Incident
Response Team) IGN Mantra dalam program Sarapan Pagi penyiar KBRH68H Agus
Luqman dan Rumondang Nainggolan dengan judul: Embrio Pertahanan untuk Siber Harus Dimulai dari Kampus.
Besarnya ancaman
serangan di dunia siber membuat semua pemerintahan waspada. Tahun 2009, setelah
Pentagon mendirikan United States Cyber Command (USCYBERCOM), Menteri
Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates mendeklarasikan dunia siber sebagai
‘wilayah kelima’ operasi militernya, setelah darat, udara, laut, dan luar
angkasa.

[Image:www.educationconnection.com]
Bukan militer
saja yang perlu melindungi kepentingannya. Bidang keuangan, kesehatan, politik,
penegakan hukum, dan pemerintahan juga. Beberapa instansi pemerintah sudah
bertindak dengan mengirim stafnya untuk kuliah di luar negeri.
Menurut pakar Cyber Security IGN.Mantra, idealnya
tiap sarjana IT punya kemampuan di bidang security, terlebih jika ia bekerja di
perusahaan atau instansi dengan database dan terhubung melalui jaringan, baik
yang bersifat terbuka maupun tertutup.
Sayangnya, Indonesia
masih belum banyak menaruh perhatian pada masalah ini. Baru ada satu perguruan
tinggi yang membuka jurusan ini, itu pun di tingkat S2 dan saat ini belum
mencetak lulusan.
Masih menurut
Mantra, karena kelangkaan ahli, posisi penting di bidang security engineering
boleh jadi akan diisi ahli dari negara lain yang sudah siap, seperti misalnya
Malaysia.
Di dunia
internasional jenjang karir di bidang ini cukup menjanjikan, mulai dari staf
pengamanan informasi, Information Security Manager, sampai dengan CISO (Chief
Information Security Officer) dengan income lebih dari US $150,000 setahun. Ini
berlaku di luar negeri dan bank-bank asing.
Banyaknya hacker
otodidak berbakat di negeri ini memang perlu dipikirkan. Dengan bekal
pendidikan tinggi yang berkualitas, sebetulnya tidak mustahil kita pun kelak
bisa menjadi pemasok tenaga ahli pengamanan siber bagi negara-negara lain. Kita
tentu tidak ingin selamanya hanya menjadi pengekspor tenaga kerja kasar.
Selain itu,
dengan banyaknya ahli, insiden KPU, penyadapan terhadap para pejabat negara,
atau pencurian identitas secara masif terhadap Sally Beauty, atau yang
sejenisnya bisa diminimalkan.
Sumber : http://jurusanku.com/indonesia-menuju-era-cyber-defence/
Post a Comment